Badai Dismonetasi YouTube Saat Ini Marak Terjadi


Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa YouTube saat ini sedang melakukan bersih-bersih monetisasi terhadap banyak channel yang terindikasi bermasalah di YouTube, memang sesuai janji dari YouTube bahwa mereka akan memeriksa semua channel besar maupun kecil untuk mengecek apakah mereka mematuhi peraturan yang baru dari YouTube atau tidak, dan hasilnya bisa kita lihat saat ini, banyak YouTuber yang menjadi pengangguran akibat dismonetisasi yang dilakukan oleh YouTube.



Apa itu dismonetisasi YouTube?


Dismonetisasi YouTube adalah pemberhentian operasi iklan adsense yang ada pada channel YouTube itu sendiri, dengan demikian tidak ada penghasilan iklan dari adsense yang masuk perbulannya ketika channel YouTube sudah di dismonetisasi.

Mengingat partner iklan satu-satunya YouTube adalah adsense, maka setiap channel yang sudah terkena dismonetisasi otomatis tidak akan mempunyai penghasilan dari iklan, dan kebanyakan channel YouTube yang terkena dismon akan ditinggalkan oleh adminnya, karena jujur mengelola channel YouTube itu tidak mudah maka dari itu penghasilan iklan adsense adalah salah satu semangat dari para YouTuber untuk membuat konten. Nah, ketika channel YouTube mereka terkena dismonetisasi otomatis semangat itu akan padam dan channelnya jadi mangkrak.

Sebenarnya masih ada solusi untuk tetap menjalankan channel YouTube yang tidak ada penghasilan iklan adsensennya alias dismonetisasi, yaitu dengan bekerjasama dengan suatu perusahaan, brand dan jasa untuk mempromosikan produknya, dengan demikian anda tetap bisa menjalankan channel anda. Namun bekerjasama dengan brand atau jasa bukan perkara mudah, banyak faktor yang biasanya harus channel anda penuhi untuk bekerjasama dengan suatu brand atau jasa, salah satunya jumlah subscriber dan pembahasan channel  harus cocok dengan yang akan dipromosikan.


Baca Juga : Tips Membuat Video Fair Use Untuk YouTube


Oke, sekarang move on ke pembahasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan channel YouTube itu di dismonetisasi, yaitu antara lain:

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Channel YouTube di Dismonetisasi

1. Duplikasi Konten


Alasan utama YouTube melakukan dismonetisasi pada channel adalah karena adanya duplikasi konten yang ada pada channel tersebut, banyak channel yang terjangkit masalah ini dan akhirnya kena dismonetisasi channel, mereka mengambil konten dari YouTube kemudian mengeditnya kembali sebagai konten baru, nah, kasus seperti ini akan menjadi alasan kenapa YouTube melakukan dismonetisasi pada channel anda.

2.Invalid Klik Iklan


Untuk kasus yang satu ini memang dari dulu sudah berlaku, bagi creator yang nakal melakukan klik sendiri pada iklan yang tampil pada channelnya maka siap-siap channelnya bisa di dismonetisasi, tidak hanya itu invalid klik iklan juga akan berdampak pada adsense anda, adsense anda bisa saja di tangguhkan selama 1 bulan atau bahkan permanen jika anda terbukti melakukan invalid klik. Oleh karena itu jangan sekali-kali melakukan klik pada iklan anda sendiri. 


Tips Membuat Konten YouTube Yang Aman Dari Dismonetisasi


Bagi anda yang baru ingin menjadi YouTuber, tips ini sebaiknya dijadikan pertimbangan anda dalam membuat konten di YouTube, agar channel anda aman sentosa sampai kelak di YouTube, karena tidak menutup kemungkinan YouTube akan selalu update peraturan dan kebijakan untuk mengurangi duplikasi pada platform YouTube ini. Berikut tipsnya:

1. Membuat Konten Dengan Hasil Rekaman Sendiri


Konten hasil rekaman sendiri memang solusi jitu untuk terhindar dari duplikasi, karena struktur kode video belum ada di YouTube, jika konten hasil rekaman anda dipakai oleh orang lain, anda tidak perlu khawatir, karena YouTube mendeteksi duplikasi berdasarkan tanggal pertama kali video tersebut ada di YouTube, jadi channel yang pertama kali upload konten tersebut akan aman dari duplikasi ini. Anda bisa membuat konten gaming, vlog dan review untuk membuat konten hasil rekaman sendiri ini mulai sekarang.

2. Menampilkan Wajah dan Suara Pada Video


Jika anda tetap bersikukuh untuk membuat konten dengan memanfaatkan konten milik orang lain, menampilkan wajah dan suara pada video adalah salah satu solusi yang baik, akan tetapi perlu anda ketahui konten seperti ini masih rawan terkena duplikasi konten dan akhirnya terkena dismonetisasi di YouTube, sampai saat ini ada beberapa channel saja yang masih bertahan dengan materi konten seperti ini.

3. Struktur Kode Video Harus Baru


Dengan struktur kode video baru, konten video mungkin saja bisa lolos dismonetisasi, entah itu mengubah struktur kode video dengan aplikasi atau dengan merekam ulang video yang mau di edit, intinya konten seperti ini masih tergolog rawan karena bukan konten yang 100% hasil karya anda, jika anda ingin benar-benar aman di YouTube tidak ada jalan lain selain dengan membuat konten original hasil rekaman sendiri.


Baca Juga : Tips Agar Cepat Lolos Monetisasi Youtube

Kesimpulan


Kebijakan baru tentang duplikasi saat ini membuat banyak channel YouTube kehilangan penghasilannya di YouTube, kebanyakan channel yang terkena duplikasi adalah mereka yang mengambil konten dari YouTube untuk di edit dan dijadikan konten baru, tentu jika terdeteksi oleh sistem YouTube konten seperti ini tidak akan dibiarkan lolos monetisasi, atau bahkan konten yang sudah besar sekalipun akan terkena dampak dari kebijakan duplikasi ini kalau menggunakan konten milik orang lain. Oleh sebab itu bagi anda yang ingin jadi YouTuber sebaiknya buat konten dengan hasil rekaman anda sendiri, fokus dengan kualitas gambar dan kejernihan suara, maka subscriber lambat laun akan mengikuti channel anda.


Demikian tentang pembahasan artikel tentang dismonetisasi ini, jika anda memiliki pengalaman tentang dismonetisasi ini, silahkan jangan lupa komentar pada kolom yang sudah disediakan dibawah. Agar artikel ini menjadi solusi atau pencerahan bagi mereka yang ingin menjadi YouTuber, Terimakasih!





Badai Dismonetisasi YouTube Saat Ini Marak Terjadi

Badai Dismonetasi YouTube Saat Ini Marak Terjadi


Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa YouTube saat ini sedang melakukan bersih-bersih monetisasi terhadap banyak channel yang terindikasi bermasalah di YouTube, memang sesuai janji dari YouTube bahwa mereka akan memeriksa semua channel besar maupun kecil untuk mengecek apakah mereka mematuhi peraturan yang baru dari YouTube atau tidak, dan hasilnya bisa kita lihat saat ini, banyak YouTuber yang menjadi pengangguran akibat dismonetisasi yang dilakukan oleh YouTube.



Apa itu dismonetisasi YouTube?


Dismonetisasi YouTube adalah pemberhentian operasi iklan adsense yang ada pada channel YouTube itu sendiri, dengan demikian tidak ada penghasilan iklan dari adsense yang masuk perbulannya ketika channel YouTube sudah di dismonetisasi.

Mengingat partner iklan satu-satunya YouTube adalah adsense, maka setiap channel yang sudah terkena dismonetisasi otomatis tidak akan mempunyai penghasilan dari iklan, dan kebanyakan channel YouTube yang terkena dismon akan ditinggalkan oleh adminnya, karena jujur mengelola channel YouTube itu tidak mudah maka dari itu penghasilan iklan adsense adalah salah satu semangat dari para YouTuber untuk membuat konten. Nah, ketika channel YouTube mereka terkena dismonetisasi otomatis semangat itu akan padam dan channelnya jadi mangkrak.

Sebenarnya masih ada solusi untuk tetap menjalankan channel YouTube yang tidak ada penghasilan iklan adsensennya alias dismonetisasi, yaitu dengan bekerjasama dengan suatu perusahaan, brand dan jasa untuk mempromosikan produknya, dengan demikian anda tetap bisa menjalankan channel anda. Namun bekerjasama dengan brand atau jasa bukan perkara mudah, banyak faktor yang biasanya harus channel anda penuhi untuk bekerjasama dengan suatu brand atau jasa, salah satunya jumlah subscriber dan pembahasan channel  harus cocok dengan yang akan dipromosikan.


Baca Juga : Tips Membuat Video Fair Use Untuk YouTube


Oke, sekarang move on ke pembahasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan channel YouTube itu di dismonetisasi, yaitu antara lain:

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Channel YouTube di Dismonetisasi

1. Duplikasi Konten


Alasan utama YouTube melakukan dismonetisasi pada channel adalah karena adanya duplikasi konten yang ada pada channel tersebut, banyak channel yang terjangkit masalah ini dan akhirnya kena dismonetisasi channel, mereka mengambil konten dari YouTube kemudian mengeditnya kembali sebagai konten baru, nah, kasus seperti ini akan menjadi alasan kenapa YouTube melakukan dismonetisasi pada channel anda.

2.Invalid Klik Iklan


Untuk kasus yang satu ini memang dari dulu sudah berlaku, bagi creator yang nakal melakukan klik sendiri pada iklan yang tampil pada channelnya maka siap-siap channelnya bisa di dismonetisasi, tidak hanya itu invalid klik iklan juga akan berdampak pada adsense anda, adsense anda bisa saja di tangguhkan selama 1 bulan atau bahkan permanen jika anda terbukti melakukan invalid klik. Oleh karena itu jangan sekali-kali melakukan klik pada iklan anda sendiri. 


Tips Membuat Konten YouTube Yang Aman Dari Dismonetisasi


Bagi anda yang baru ingin menjadi YouTuber, tips ini sebaiknya dijadikan pertimbangan anda dalam membuat konten di YouTube, agar channel anda aman sentosa sampai kelak di YouTube, karena tidak menutup kemungkinan YouTube akan selalu update peraturan dan kebijakan untuk mengurangi duplikasi pada platform YouTube ini. Berikut tipsnya:

1. Membuat Konten Dengan Hasil Rekaman Sendiri


Konten hasil rekaman sendiri memang solusi jitu untuk terhindar dari duplikasi, karena struktur kode video belum ada di YouTube, jika konten hasil rekaman anda dipakai oleh orang lain, anda tidak perlu khawatir, karena YouTube mendeteksi duplikasi berdasarkan tanggal pertama kali video tersebut ada di YouTube, jadi channel yang pertama kali upload konten tersebut akan aman dari duplikasi ini. Anda bisa membuat konten gaming, vlog dan review untuk membuat konten hasil rekaman sendiri ini mulai sekarang.

2. Menampilkan Wajah dan Suara Pada Video


Jika anda tetap bersikukuh untuk membuat konten dengan memanfaatkan konten milik orang lain, menampilkan wajah dan suara pada video adalah salah satu solusi yang baik, akan tetapi perlu anda ketahui konten seperti ini masih rawan terkena duplikasi konten dan akhirnya terkena dismonetisasi di YouTube, sampai saat ini ada beberapa channel saja yang masih bertahan dengan materi konten seperti ini.

3. Struktur Kode Video Harus Baru


Dengan struktur kode video baru, konten video mungkin saja bisa lolos dismonetisasi, entah itu mengubah struktur kode video dengan aplikasi atau dengan merekam ulang video yang mau di edit, intinya konten seperti ini masih tergolog rawan karena bukan konten yang 100% hasil karya anda, jika anda ingin benar-benar aman di YouTube tidak ada jalan lain selain dengan membuat konten original hasil rekaman sendiri.


Baca Juga : Tips Agar Cepat Lolos Monetisasi Youtube

Kesimpulan


Kebijakan baru tentang duplikasi saat ini membuat banyak channel YouTube kehilangan penghasilannya di YouTube, kebanyakan channel yang terkena duplikasi adalah mereka yang mengambil konten dari YouTube untuk di edit dan dijadikan konten baru, tentu jika terdeteksi oleh sistem YouTube konten seperti ini tidak akan dibiarkan lolos monetisasi, atau bahkan konten yang sudah besar sekalipun akan terkena dampak dari kebijakan duplikasi ini kalau menggunakan konten milik orang lain. Oleh sebab itu bagi anda yang ingin jadi YouTuber sebaiknya buat konten dengan hasil rekaman anda sendiri, fokus dengan kualitas gambar dan kejernihan suara, maka subscriber lambat laun akan mengikuti channel anda.


Demikian tentang pembahasan artikel tentang dismonetisasi ini, jika anda memiliki pengalaman tentang dismonetisasi ini, silahkan jangan lupa komentar pada kolom yang sudah disediakan dibawah. Agar artikel ini menjadi solusi atau pencerahan bagi mereka yang ingin menjadi YouTuber, Terimakasih!





2 komentar:

  1. Saya korban dismon bosqu, tapi belum pernah ada pelanggaran,,,,
    binun jadinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama bosqu saya juga kenak dismon bang, harus buat kontem ori bang

      Hapus